Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

ANNIHILATION (2018)

Annihilation adalah tipikal film yang akan disukai pula dibenci oleh kalangan penonton. Pasalnya, kejelian serta kesubtilan sang sutradara Alex Garland (Ex Machina) akan meruntuhkan apa yang kita sebut sebgai sebuah tontonan. Memang film awalnya ditujukan untuk di rilis di bioskop, namun itu semua batal akibat film ini (katanya) terlalu pintar, sehingga penonton yang mencari kesenangan akan dihadang pada sebuah ambiguitas filmnya yang memunculkan beragam persepsi pula perbincangan. Dan bagi saya pribadi, Annihiliation adalah sebuah film yang bagus, film yang membuat penontonnya akan berpikir alih-alih melupakannya.

Lena (Natalie Portman) terkejut kala mendapati sang suami, Kane (Oscar Isaac) kembali pasca setahun yang lalu dinyatakan hilang. Kane pulang tanpa luka sedikitpun, tetapi ia bak seorang Kane yang asing, hingga kala ia meminum segelas air, ia pun muntah darah. Kebingungan Lena akan sikap dan perilaku sang suami mendorongnya untuk melakukan sebuah penelitian terhadap "the shimmer" sebuah area di balik gelombang elektromagnet warna-warni bak pelangi yang cakupannya meluas secara berkala. Semua orang yang pergi kesana hilang tanpa jejak, kecuali Kane yang datang dengan sikap yang aneh.

Lena, sang ahli biologi berangkat bersama para wanita guan melakukan sebuah penelitian rahasia, mereka adalah: Anya (Gina Rodriguez) sang paramedis, Josie (Tessa Thompson) sang fisikawan, Cass (Tuva Novotny) sang geologis, serta psikologis sekaligus sang pemimpin ekspedisi, Dr. Ventress (Jennifer Jason Leigh). Ketika masuk "the shimmer" keanehan mulai terjadi, baik itu berupa makhluk hidup seperti tanaman berwajah manusia (atau sebaliknya), beruang dengan suara manusia hingga sosok yang tak pernah ada di logika pun hadir disini. Tentu kelima wanita ini harus berjibaku melawan rintangan pula kejelasan mengenai "the shimmer".

Membahas Annihilation saya rasa tak akan ada ujungnya, karena Garland sendiri sedemikian subtil bermain dengan alegori hingga berbagai misteri yang tak semudah kita pecahkan. Dari awal adegan kita dihadapkan pada sebuah interogasi terhadap Lena oleh Lomax (Benedict Wong). Dari kesimpulan interogasi tersebut, diketahui bahwa Lena adalah salah satu orang yang selamat. Alurnya sendiri memang berjalan acak bak sebuah puzzle disinilah kepiawaian Garland tercipta, dimana tiap adegan menyimpan sebuah teka-teki yang subtil, bahkan dari hal terkecil pun.

Jujur saya sendiri bingung mengulas film ini, bukan karena filmnya sukar untuk dimengerti melainkan demi menjauhi yang namanya spoiler. Saya tak akan membahas secara detail mengenai lingkup cerita, yang jelas dan pasti filmnya berbicara mengenai sebuah self-destruct. Itu poin sekaligus kunci utama untuk menjawab semua aspek yang terjadi pada Annihilation. Annihilation berbicara mengenai kehidupan, sebuah fase self-destruct yang bukan sebuah bunuh diri. Setidaknya anda akan melihat sebuah keabsurditasan menjelang ending. Tapi jika anda memahami setiap clue yang dilontarkan oleh Garland, selamat anda adaalah penonton yang cerdik.

Annihilation disadur dari novel berjudul sama karangan Jeff VanderMeer. Dan apa yang disadur oleh Garland disini adalah sebuah spectacle yang luar biasa. Saya mungkin sudah menonton film yang lebih daripada ini, namun untuk beragam detail rasanya film ini adalah juara. Natalie Portman sekali lagi memerankan seorang karakter yang rapuh dari dalam, namun menolak untuk tampil demikian dari luar. Penampilan sang aktris dalam bereskspresi dalam beragam detail dengan subtil layak untuk di puji. Pun sama halnya dengan Annihilation, sebuah tontonan yang kita sebut sebagai film bagus. Karena seperti yang telah saya singgung diatas, film bagus adalah film yang mengundang sebuah pemikiran.

SCORE : 4.5/5

Posting Komentar

0 Komentar