Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

MADAARI (2016)

Menggunakan sebuah hukum kaukalitas dimana seseorang yang innocent harus menghadapi suatu masalah yang meruntuhkan hatinya dan nekat melakukan hal gila. Sutradara Drishyam, Nishikant Kamat kembali menggunakan formula terdahulunya dan memasukannya kembali dengan memberikan sedikit nafas segar. Madaari it's like Drishyam and Highway meet at the same time.

Hilangnya anak berusia 10 tahun, Rohan Goswami (Vishesh Bansal) yang tak lain adalah anak dari menteri dalam negeri di India, Prashant Goswami (Tushar Dalvi) membuat keluarga sang menteri panik dan menjadi bahan berita menghebohkan. Demi menghindari kejadian yang membahayakan, sang menteri meminta bantuan tentari dan CBI yang dikepalai oleh Detektif Nachiket Verma (Jimmy Shergill). Berbagai hal dilakukan untuk mencari dan menemukan sang anak, dan belakangan terungkap sang penculik adalah Nirmal Kumar (Irrfan Khan). Nirmal menculik sang anak dengan alasan suatu permintaan, ia ingin pemerintah menemukan anaknya yang meninggal ketika jembatan runtuh menimpa sang anak ketika hendak pergi ke sekolah, sekaligus meminta pertanggung jawaban dari pemerintah.

Setelah kalian membaca sinopsis diatas, sepintas kalian pasti kalian berpikir bahwa apa kejadian yang sebenarnya? Siapakah yang bertanggung jawab atas semua ini?. Ya, pertanyaan tersebut akan selalu berputar dipikiran kalian. Nishikant Kamat memberikan sebuah atensi dimana kalian akan langsung klik dengan karakter, tak butuh waktu lama, ia langsung melempar anda masuk kedalam sebuah konflik. Memang, sebuah paruh awal yang bisa dibilang berhasil mengikat penonton.

Hal menarik dari film ini adalah Kamat mampu memberi bekal terhadap karakter, karakter diberi bekal yang bisa dibilang cukup, dengan situasi dan kondisi yang berbeda pula ia mampu memberikan serta menciptakan sebuah tekanan batin yang saling kuat, perasaan seorang anak terhadap temannya, sang ibu kepada anaknya, sang bapak kepada anaknya, dan sang bapak terhadap culikannya. Kondisi itu benar-benar dipertahankan oleh Kamat dan bisa dibilang berhasil dari awal sampai akhir.

Tak hanya itu juga, kesan melodrama yang ditampilkan film ini tak begitu over, ia berada dalam porsi dan tempat yang pas. Tak selamanya juga Kamat membuat film ini begitu menguras air mata, namun acap kali menciptakan sebuah atmosfir yang mencekam dan menegangkan.

Memang pembawaan yang dilakukan Kamat tak begitu flashy, terutama pertengahan, namun ia mampu membangun sebuah karakter yang makin kesini mempunyai pesona yang kuat yang dapat menarik simpati penonton. Begitu juga yang ia tampilkan di filmnya, mengangkat sebuah kasus yang bisa dibilang unik, serta menampilkan sebuah tatanan sosial yang tenang tapi kejam, otoritas yang memegang penuh adalah orang yang mempunyai jabatan, sedangkan orang biasa hanya dapat mengangguk dan merasakan akibatnya. Hal ini seharusnya mampu menampar penonton lewat kritisi yang ia tampilkan, namun Madaari rupanya tak mampu menampar, ia hanya mampu menyentil.

Berbagai hal yang tak logis juga sempat menghiasi layar, memang tak terlalu mengganggu, tapi untungnya berkat skenario dari Ritesh Shah dan story dari Shailja Kejriwal, Madaari setidaknya dapat memberikan nafas lega meskipun itu semua tak berlangsung lama.

Overall Madaari, mempunyai cerita yang keren serta akting yang piawai dan atmosfer yang terasa, namun sesuai judulnya Madaari tak bisa sepenuhnya dikatakan Dalang, tapi ia mampu klik dengan penonton.


Posting Komentar

0 Komentar