Menggunakan
sebuah hukum kaukalitas dimana seseorang yang innocent harus menghadapi
suatu masalah yang meruntuhkan hatinya dan nekat melakukan hal gila.
Sutradara Drishyam, Nishikant Kamat kembali menggunakan formula
terdahulunya dan memasukannya kembali dengan memberikan sedikit nafas
segar. Madaari it's like Drishyam and Highway meet at the same time.
Hilangnya
anak berusia 10 tahun, Rohan Goswami (Vishesh Bansal) yang tak lain
adalah anak dari menteri dalam negeri di India, Prashant Goswami (Tushar
Dalvi) membuat keluarga sang menteri panik dan menjadi bahan berita
menghebohkan. Demi menghindari kejadian yang membahayakan, sang menteri
meminta bantuan tentari dan CBI yang dikepalai oleh Detektif Nachiket
Verma (Jimmy Shergill). Berbagai hal dilakukan untuk mencari dan
menemukan sang anak, dan belakangan terungkap sang penculik adalah
Nirmal Kumar (Irrfan Khan). Nirmal menculik sang anak dengan alasan
suatu permintaan, ia ingin pemerintah menemukan anaknya yang meninggal
ketika jembatan runtuh menimpa sang anak ketika hendak pergi ke sekolah,
sekaligus meminta pertanggung jawaban dari pemerintah.
Setelah
kalian membaca sinopsis diatas, sepintas kalian pasti kalian berpikir
bahwa apa kejadian yang sebenarnya? Siapakah yang bertanggung jawab atas
semua ini?. Ya, pertanyaan tersebut akan selalu berputar dipikiran
kalian. Nishikant Kamat memberikan sebuah atensi dimana kalian akan
langsung klik dengan karakter, tak butuh waktu lama, ia langsung
melempar anda masuk kedalam sebuah konflik. Memang, sebuah paruh awal
yang bisa dibilang berhasil mengikat penonton.
Hal menarik dari
film ini adalah Kamat mampu memberi bekal terhadap karakter, karakter
diberi bekal yang bisa dibilang cukup, dengan situasi dan kondisi yang
berbeda pula ia mampu memberikan serta menciptakan sebuah tekanan batin
yang saling kuat, perasaan seorang anak terhadap temannya, sang ibu
kepada anaknya, sang bapak kepada anaknya, dan sang bapak terhadap
culikannya. Kondisi itu benar-benar dipertahankan oleh Kamat dan bisa
dibilang berhasil dari awal sampai akhir.
Tak hanya itu juga,
kesan melodrama yang ditampilkan film ini tak begitu over, ia berada
dalam porsi dan tempat yang pas. Tak selamanya juga Kamat membuat film
ini begitu menguras air mata, namun acap kali menciptakan sebuah
atmosfir yang mencekam dan menegangkan.
Memang pembawaan yang
dilakukan Kamat tak begitu flashy, terutama pertengahan, namun ia mampu
membangun sebuah karakter yang makin kesini mempunyai pesona yang kuat
yang dapat menarik simpati penonton. Begitu juga yang ia tampilkan
di filmnya, mengangkat sebuah kasus yang bisa dibilang unik, serta
menampilkan sebuah tatanan sosial yang tenang tapi kejam, otoritas yang
memegang penuh adalah orang yang mempunyai jabatan, sedangkan orang
biasa hanya dapat mengangguk dan merasakan akibatnya. Hal ini seharusnya
mampu menampar penonton lewat kritisi yang ia tampilkan, namun Madaari
rupanya tak mampu menampar, ia hanya mampu menyentil.
Berbagai
hal yang tak logis juga sempat menghiasi layar, memang tak terlalu
mengganggu, tapi untungnya berkat skenario dari Ritesh Shah dan story
dari Shailja Kejriwal, Madaari setidaknya dapat memberikan nafas lega
meskipun itu semua tak berlangsung lama.
Overall Madaari,
mempunyai cerita yang keren serta akting yang piawai dan atmosfer yang
terasa, namun sesuai judulnya Madaari tak bisa sepenuhnya dikatakan
Dalang, tapi ia mampu klik dengan penonton.
0 Komentar