Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

AZHAR (2016)

Sejenak terasa bingung apakah film ini adalah sebuah film biography atau bukan, karena diawal film ditampilkan sebuah disclaimer bahwa film ini bukanlah sebuah biography, ok it's ok i will call this film "Inspired by". Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat sebuah film yang berbasis mengangkat sebuah tokoh (baca : biography or inspired by) diantaranya adalah bagaimana sang sutradara menghidupkan sebuah tokoh untuk bisa menyamai sang karakter asli disamping itu juga sang sutradara harus membuat sebuah kejadian atau konflik yang dialami sang tokoh asli lewat adeskripsi sebuah film menjadi sebuah tontonan yang seolah realistik seperti mengulang sebuah kejadian yang pernah dialami tokoh yang disadur. Lalu bagaimana deskripsi sebuah layar yang mencoba menampilkn seorang pemain kriket yang awalnya dicintai khalayak ramai namun tiba-tiba dibenci khalayak ramai karena sebuah kasus? Tony D'Souza mencoba mendeskripsikannya lewat Azhar ( Love Him, Hate Him, Judge Him)

Berawal dari keinginan sang kakek untuk menjadikannya pemain kriket, Mohammad Azharuddin atau yang kerap dikenal Azhar (Emraan Hashmi) kini mengabulkan keinginan sang kakek dengan menjadi seorang pemain kriket nasional yang handal dan dicintai banyak orang bahkan naik pangkat menjadi Kapten Kriket serta mempunyai istri cantik hasil pilihan orang tua yang bernama Naureen (Prachi Desai). Namun sebuah tuduhan kasus suap yang diterima oleh Azhar agar kalah dalam pertandingan menyebabkan semuanya hilang dengan sekejap, Azhar yang tadinya dicintai banyak orang kini menjadi terbalik, yakni dibenci banyak orang, bahkan salah satu fans beratnya yang bernama Meera (Larra Dutta) kini menjadi seorang pengacara yang menuntutnya di pengadilan untuk dijebloskan ke jeruji besi. Lantas apakah Azhar tersangka?

Mempunyai konflik yang bisa dikatakan cukup bagus, ketika orang yang dicintai khalayak kini berbalik, sebuah premis yang bisa dikatakan baik dimana seseorang harus membuktikan dia tidak bersalah ditengah tuntutan jaksa dan massa, tak cuma satu konflik saja film ini mempunyai konflik drama yang bisa berpotensi menjadi heart warming and heart breaking tentang kasus affair antara ia dengan seorang aktris film bernama Sangeeta Bijlani (Nargis Fakhri). Tony D'Souza berhasil menampilkan sebuah aksi "judge" yang bisa dibilang cukup bagus menurut saya lewat dialog-dialog yang begitu melankolis dan saling menjatuhkan, adegan di pengadilan mampu membuat penonton naik turun harus membela yang mana, apakah benar Azhar bersalah? atau ia hanya dituduh? acap kali penonton larut dalam emosi yang begitu menguras, lalu bagaimana dengan bumbu drama? Naskah arahan Rajat Arora rupanya terlalu mengandalkan satu konflik dan melupakan konflik drama antara Azhar dengann Naureen yang terlibat affair dengan Azhar, sebenarnya konflik orang ketiga serta poligami mampu berpotensi heart breaking dan heart warming, namun konflik drama yang ditampilkan hanya seolah menghiasi layar tanpa dibekali konflik yang berlanjut. D'Souza rupanya gagal menggabungkan dua konflik tadi, dan mengabaikan satu konflik, ia terlalu membesarkan konflik yang satu dan lupa konflik yang satu lagi yang berpotensi, alhasil film ini hanya berat sebelah menurut saya.
Emraan Hashmi adalah kekuatan film ini aktingnya begitu menawan, Larra Dutta juga tak kalah keren ia berhasil menimbulkan antipati penonton, Kunal Roy Kapoor sebagai Reedy Pengacara Azhar sekaligus teman dekatnya mampu memberikan gelak tawa lewat karakternya, Prachi Desai juga tak kalah keren dan sangat disayangkan Nargis Fakhri tampil over acting. Music arahan Amaal Malik, Pritam dan Dj Cheetas keren sesuai irama film apalagi lagu Itni Si Baat dan Bol Do Na Zara. Andai saja film ini seimbang antara konflik satu dengan yang lain, maka film ini akan menjadi sajian yang keren.



Posting Komentar

0 Komentar