Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

PENGABDI SETAN (1980)



Mungkin telat me-review film fenomenal ini yang juga kemudian di reboot oleh sutradara kenama-an Joko Anwar dan sukses meraih predikat film horor terseram so far di tahun 2017. Pengabdi Setan garapan sutradara Sisworo Gautama Putra berhasil menjadi film yang tak hanya di kenal di tanah air saja, bahkan gaungnya pun di kenal di Asia dengan judul "Satan's Slave" menempatkan kondisi horor dimana turut melibatkan Kiai Sakti yang kemudian menjadi tren di masa itu.

Kisahnya sendiri bercerita mengenai sebuah keluarga yang baru saja kehilangan sosok istri sekaligus ibu bagi keluarga mereka. Kemudian kamera menyoroti masa dimana setelah kepergian sang ibu, terutama Tomi (Fachrul Rozi) yang merasakan kehilangan yang begitu hebat, sehingga kehilangan pegangan hidup dan berjibaku dengan ilmu hitam. Rita (Siska Widowati) sang kakak tertua pun merasakan adanya keanehan terkait sang adik di tengah aktivitasnya menghabiskan waktu bersama sang pacar, Herman untuk mengunjungi diskotik. Begitupun dengan sang ayah, Hendarto (W.D. Mochtar) yang sibuk dengan pekerjaannya. Masalah terjadi tatkala mereka mulai merasakan gelegat aneh di rumah mereka, hingga Tomi yang sering melihat sesosok hantu yang mirip dengan sang ibu. Guna membuat suasana semakin kondusif, sang ayah kemudian menggunakan jasa pembantu bernama Darminah (Ruth Pelupessy) yang justru memperburuk suasana dimana kejadian aneh makin terjadi.
Opening bergulir memperlihatkan sebuah pemakaman yang turut di bacakannya Surah Yasiin mampu menciptakan suasana creepy dengan tingkat tinggi, bukan karena bacaan Al-Qur'an yang terasa menakutkan melainkan bangunan suasana pemakaman di iringi derai tangis keluarga serta kerabat yang di tinggalkan, terlebih tatkala melihat proses demi proses penguburan jenazah yang otomatis mengingatkan kamu sebagai penonton bahwasannya kita akan mengalami hal yang sama seperti yang kita lihat, menambah menyeramkan tatkala adegan itu notabene-nya dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Setelah opening itu bergulir, kita akan menyaksikan bagaimana adegan demi adegan terasa biasa menampilkan kejadian selepas kematian orang tercinta, Tomi yang kehilangan pegangan yang turut membuatnya mempelajari ilmu hitam hingga Rita dan sang ayah Hendarto, yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing guna mengusir rasa kehilangn. Momen aneh pun mulai di masukkan tatkala muncul sosok hantu mirip sang ibu, menambah puncak kengerian tatkala Sisworo Gautama Putra yang sukses menampilkan angle terasa menakutkan, hingga puncaknya kengerian makin tersulut tatkala kejadian menakutkan tampil lalu lalang selepas kehadiran Darminah, yang misterius sekaligus mengembam misi terkait sesuatu.
Naskah garapan Subagio S. memang tampil tipis dimana berisi sebuah kehilangan orang tercinta yang kemudian menyoroti para keluarga yang di tinggalkan, namun sajian eksekusi yang ditampilkan mampu mewadahi semua itu, mulai dari bangunan atmosferik yang mencekat hingga kemunculan sosok hantu yang terasa meyakinkan dan menyeramkan pastinya, kelebihan yang "Pengabdi Setan" miliki adalah bagaimana cara ia tampil sedemikian ikhlas sesuai aturan, terutama bangunan situasi serta penampakan hantu yang menjadi andalan utama film ini sukses di manfaatkan yang kemudian menjadkannya terasa oke di tengah garapan yang cenderung tampil generik.

Memang jika kita lihat filmnya di masa sekarang tepatnya 37 tahun setelah perilisan, filmnya memang meninggalkan sebuah kekurangan ang mungkin terasa tampil gamblang, mulai dari akting para pemain yang terlihat kaku, efek make up yang sederhana (tapi tetap menyeramkan), kurangnya penerapan di segi teknis hingga munculnya plot hole terkait "helm yang berubah jenis" tatkala Herman mengendarai motor. Namun jika kita menntonnya pada era dimana film ini di rilis "Pengabdi Setan" merupakan sebuah tontonan yang mengasyikkan sekaligus menyeramkan dalam waktu bersamaan.

SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar