Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

CEK TOKO SEBELAH (2016)

Bagi pembuat film yang cerdas, tak perlu membuat sebuah sajian yang baru yang mampu membuat orang penasaran dan ingin menonton, kemudian hasilnya berujung mengecewakan. Bagi seorang seniman yang cerdas, mengamati kondisi sekitar saja cukup menjadi bekal untuk sebuah film, karena kehidupan sehari-hari telah menyediakan materi yang lebih dari cukup. Seperti "Cek Toko Sebelah" yang kembali mempertemukan kita sebagai penonton dengan seorang Ernest Prakarsa, seorang komika yang kemudian dengan tegas membuktikan bahwa kesuksesannya pasca "Ngenest" bukanlah sebuah one-hit wonder, baik itu secara komersil maupun kualitas. Masih memegang pakem sebagai drama comedy, "Cek Toko Sebelah" disamping memancing tawa, juga mengundang haru kala menyinggung betapa berartinya kenangan yang didasari kasih sayang keluarga tercinta.

Masih menyertakan lika-liku kehidupannya sebagai etnis Cina. Kali ini kultur "jaga toko" yang diangkatnya. Hidup Erwin (Ernest Prakarsa) terlihat sempurna. Karirnya gemilang, berpeluang meraih posisi brand director cabang Asia Tenggara di Singapura, dan ia pun bahagia berpacaran dengan seorang wanita cantik yang tak kalah sukses, Nathalie (Gisella Anastasia). Berkebalikan dengan sang kakak, Yohan (Dion Wiyoko) yang karirnya masih tersendat sebagai fotografer pre-wedding, belum mampu mewujudkan mimpi sang istri, Ayu (Adinia Wirasti) membuka toko kue. Perselisihan timbul saat ayah mereka, Koh Afuk (Chew Kin Wah) memutuskan pensiun menjaga toko dan mewariskannya kepada Erwin.

Ernest Prakarsa sebagai sutradara yan merangkap sebagai penulis naskah yang turut dibantu oleh sang istri, Meira Anastasia, masih memegang pakem drama berbasis komedi layaknya di "Ngenest" tentunya dengan berbagai lakonan lawak dari para cast, Dodit Mulyanto dan Asri Welas adalah dua penggerak roda komedi yang paling mencuri perhatian, namun seiring lontaran komedi yang memang mampu menggelak tawa terkadang pergerakan "Cek Toko Sebelah" sendiri cenderung sedikit kasar antar perpindahan dari komedi ke drama, untungnya Ernest Prakarsa mampu dengan cepat mengembalikan tone cerita agar tak terlalu terdistraksi, meskipun masih menyisakan beberapa pergerakan adegan yang kasar.

Naskah terkait sebuah kecemburuan terhadap sauudara kandung memang bisa saja tampil klise, namun nyatanya hal itu kerap terjadi pada kehidupan kita termasuk saya dan mungkin kamu juga pernah mengalaminya, kisah yang tampil sederhana itu mampu menyiratkan sebuah memori terhadap keluarga, bagaimanapun sikap kita terhadap keluarga (berlaku bagi semua ras) tentu saja memiliki sebuah kasih sayang yang dalam, yang akan selalu teringat dalam sebuah memori dan tak akan terhapuskan. Ernest Prakarsa mampu memvisualisasikan itu semua berkat timing yang tepat, ia punya karakter yang masing-masing mempunyai masalah, dan semua itu berakhir dengan begitu manis, seolah kita berkaca pada diri kita sendiri. Ditemani soundtrack dari The Overtunes dan GAC lewat lantunan lagu yang pas, seperti Senyuman dan harapan, I still love you serta Berlari tanpa kaki, yang mampu menemani setiap momen begitu lebih terasa.

Semua itu tak luput dari ensemble cast yang memang tampil memukau terutama Dion Wiyoko yang tampil mengesankan disini, tutur kata hingga cara ia berekspresi sangatlah oke, menyiratkan berbagai permasalahan yang begitu berat lewat tatapan matanya. Adinia Wirasti hadir sebagai pendamping yang memikat baik itu bagi Yohan maupun keseluruhan filmnya, Chew Kin Wah membuat kamu rindu akan sosok sang ayah, cara ia berekspresi dan berakting sangat begitu mumpuni, dan Ernest Prakarsa sendiri mampu menyiratkan kegamangan seorang anak antara mimpi atau keluarga. Gisella Anastasia tampil cukup, meski tak terlalu menonjol.

"Cek Toko Sebelah" sebuah film drama berbasis komedi yang memang tak berhasil sepenuhnya halus dan lembut, perpindahan antara kedua genre itu memang sedikit terasa kasar, namun film ini secara tak langsung akan melempar kamu pada setiap memori bersama keluarga yang tersusun atas pahit dan manis. Momen-momen tersebut memang berlalu tapi bukan berarti menghilang, mereka bertransformasi menjadi sebuah wujud baru bernama kenangan. Kenangan yang bakal selalu tersimpan rapat di hati dan merindukan sebuah kepulangan tanpa harus "mengecek toko sebelah". Sebuah pembuktian dari seorang Ernest Prakarsa yang menampilkan kemampuannya makin matang, yang turut diselipi erbagai merek toko yang menggelitik dan tentunya mengundang tawa, sebuah film yang manis dan tentunya menampilkan sebuah memories.

SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar