Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

ANGKER / SAWADIKAP / OOPS!! ADA VAMPIR

Angker (2014)
Sesuai judulnya, Angker garapan Muhammad Yusuf jelas mengangat sebuah rumah baru yang belakangan di ketahui ternyata angker. Sang penghuni rumah tersebut adalah Ratna (Lia Waode) bersama tiga anaknya sementara sang suami, Harun (M.Iqbal) mencari nafkah di kota. Mengambil setting tahun 1979, tepatnya di daerah Bangil, Jawa Timur, Muhammad Yusuf yang di bantu sokongan naskah dari King Javed jelas memakai trik horor era tersebut yakni terkait rumah angker yang kemudian di ketahui tatkala satu persatu hal ganjil mulai berdatangan. Pola pergerakannya memang generik, mulai dari parade ketakutan hingga cara untuk keluar dari ketakutan itu sendiri, tentunya lewat perantara dukun. Meski alur cerita berjalan lambat, Muhammad Yusuf jelas mampu memainkan tingkat kecemasan dengan cara yang bisa di bilang mulus, meski tak berada pada level yang lebih tinggi. Penampakan hantu berwujud seorang nenek bernama Mbah Tun memang mungkin tak terlihat seram, meskipun demikian scoring cukup efektif. Performa para cast terutama Lia Waode cukup membantu membangkitkan nuansa horor, memasang wajah harap-harap cemas. Angker sendiri mungkin tampil predictable, beberapa inkontensi turut tampil, meski itu tak sepenuhnya mengganggu lajur penceritaan. (3/5)

Sawadikap (2016)


Beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2013-2014 horor-comedy di perfilman horor Indonesia memang kerap tampil lalu lalang, bermodalkan guyonan garing dan jauh dari kesan menggelitik, sebut saja judul Kuntilanak Kesurupan, Pocong Ngesot, Pocong Minta Kawin, 3 Pocong Idiot dan lainnya yang tak lain salah satunya di pelopori oleh Baginda Nayato Fio Nuala. Sawadikap selaku film garapan Andreas Sullivan tak lebih dari sekedar itu. Berkisah mengenai 3 pemuda yang terdiri dari Ocep (Zaky Zimah), Ariel (Lionel Hendrik) dan Bryan (Kiki Drajat) yang memperoleh tiket liburan ke Thailand, di Thailand sendiri tengah diadakan sebuah perayaan "pee ta khon" dimana para arwah datang kembali ke bumi. Masalah timbul tatkala ketiga pemuda itu bersikap semaunya, termasuk menginjak sesajen. Seperti kebanyakan film horor, sang hantu bernama Phon (Illona Cecilia Budiman) pun tdatang menghantui mereka. Naskah garapan Baskoro Adi jelas sebuah kemalasan yang begitu tampil secara gamblang, cerita yang dimilikinya selain tipis juga nihil akan sebuah esensi maupun subtansi, bermodalkan hantu asal Thailand yang mengikuti mereka yang jauh dari kesan creepy. Komedi yang garing pun menghiasi sepanjang film yang di tuturkan lewat tingkah konyol para karakternya. Terasa aneh jika mendapati sebuah sajian horor-comedy justru malah tak berada pada keduanya.(0.5/5)


Oops!! Ada Vampir (2016)
Mengangkat isu terkait vampir yang mana bukan hantu asal Indonesia cukup memberikan sebuah rasa yang patut di apresiasi dan di celotehi dalam waktu bersamaan. Pasalnya, ini adalah sebuah gebrakan baru yang mana di perfilma Indonesia ini jelas bukanlah ranah-nya, dan itu patut di apresiasi. Sejurus dengan itu, jika penerapan yang bermodalkan pemahaman akan rasa tahu tanpa pemahaman lebih dalam akan subtansi yang diangkat jelas itu sebuah hal yang perlu di celotehi. Oops!! Ada Vampir garapan sutradara Arie Azis berada pada opsi kedua, dimana ini semua bermodalkan akan pemahaman terkait jiangshi (vampir Cina) yang nihil akan sebuah subtansi. Berkisah mengenai Rendy (Rizky Alatas) yang menerima pekerjaan membawa jenazah pria tua (Henky Solaiman) yang merupakan Ayah dari Aming (Iszur Muchtar). Pekerjaan itu bukan semata mendapatkan upah, melainkan demi menarik perhatian Aming, bahwa ia tengah berpacaran dengan sang puteri semata wayang-nya, Meylan (Cassandra Lee). Tapi sebuah kecelakaan terjadi tatkala jenazah tiba-tiba terlempar keluar dari peti, di temani cahaya purnama, di lompati kucing hitam, dan kemudian menjelma menjadi vampir ganas yang hanya bisa di taklukkan oleh Suhu Acong (Billy Kheizer) sang pengusir vampir dan asisten-nya, Mongol (Mongol Stress).

Alur yang berjalan melompat-lompat yang mengaibatkan filmnya berjalan kasar sekaligus berada di luar nalar (dalam artian tidak jelas) menjumpai film ini, comedy yang garing pun turut menghiasi, serta selipan romansa antara Meylan dan Rendy dan pertempuran melawan vampir adalah struktur yang di miliki film ini. Predictable bukan satu-satunya kekurangan, melainkan bertaburan kekurangan lain yang tampil secara gamblang, khususnya terkait kebodohan naskah. Salah satunya adalah tatkala Suhu Acong berubah bak Sun Goku lengkap dengan siluet-nya. Pertanyaannya adalah bukanlah Sun Goku berasal dari Jepang bukan? Jiangshi jelas berasal dari Cina, bukan berarti bebas berekspreimen sesuai kultural. Karakter pun urung tampil likeable, mayoritas karakter hanya merengek, berlari dan menutup hidung. Intensitas terkait terciptanya kengerian pun urung terlaksana.(1/5)

Posting Komentar

0 Komentar