Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

RUMPUT TETANGGA (2019)

Sejauh ini, Rumput Tetangga adalah rilisan terbaik RA Pictures pasca getol menghasilkan produk yang membuat kepala pening dan pusing dibuatnya. Mengetengahkan isu seputar keinginan yang menemui sebuah kesempatan-yang mana dimiliki semua orang. Semua orang jelas menginginkan kehidupan sukses sesuai impian, namun apakah dengan kita mendapatkan hal demikian menjamin kita untuk merasakan sebuah kebahagiaan? Begitulah premis yang ditawarkan sang penulis naskah, Alim Sudio (99 Cahaya Di Langit Eropa, Chrisye, Kuntilanak) yang meski memiliki sebuah permasalahan-namun efektif menyajikan sebuah hiburan sarat pesan di dalamnya.


Kirana (Titi Kamal) adalah seorang ibu rumah tangga yang kerap kerepotan mengurus semuanya, selalu bangun kesiangan-yang membuat sang suami, Ben (Raffi Ahmad) harus membangunkannya. Pun, setelah itu ia harus mempersiapkan kebutuhan kedua anaknya sebelum berangkat ke sekolah. Belum lagi ia harus berhati-hati karena Windy (Aqilla Herby) alergi terhadap kacang, sementara Rega (Daffa Deddy) menderita disleksia. Kehidupan Kirana tak jauhi dari mengurus rumah tangga yang kerap membuatnya kewalahan.

Hingga ketika ia bertemu Diana (Donita) rekan se-geng-nya yang merupakan Konsultan PR ternama. Wajar, timbul sebuah keinginan seperti Diana dalam benaknya-yang menurut Kirana mempunyai segalanya. Malam reuni SMA mempertemukan kembali Kirana dengan para sahabatnya yang masing-masing unjuk pamer atas pencapaian mereka. Kirana yang merasa minder kemudian secara tak sengaja memasuki sebuah stand ramalan dengan Madam Sri Menyan (Asri Welas) di dalamnya. Dari sini, elemen fantasi diperkenalkan-yang kemudian membawa Rumput Tetangga pada sebuah pokok konflik utama miliknya.

Sehari sesudah Kirana memilih kartu Tarot, ia terbangun di sebuah apartemen dengan kamar mewah sebagi tempat tidurnya, sementara Indra (Gading Marten) tengah menunggunya. Kehidupan Kirana kini berubah seketika, ia adalah pemilik PR ternama dengan gelar nomor satu di dalamnya. Mudah untuk mendapat apa yang dia inginkan, namun, hanya satu yang tak ia punya sekarang, yakni: keluarga.

Sebaliknya, Diana kini adalah istri dari Ben dan ibu dari Windy dan Rega. Seperti yang trailer-nya ungkap, mudah untuk menebak arah bagaimana Rumput Tetangga akan melaju, perlahan tapi pasti, Kirana akan menyadari bahwa kehidupannya tak seindah apa yang ia bayangkan, terlebih kala ia harus kehilangan keluarga. Eksekusi yang dilakukan Guntur Soeharjanto (Assalamualaikum Beijing, Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea, Belok Kanan Barcelona) menampilkan itu semua secara subtil, sembari tetap menjaga intensitas filmnya dalam pacing yang solid. Singkatnya, Rumput Tetangga memiliki kuasi drama yang solid.

Pun, dalam penuturannya, naskahnya tak hanya sebatas menambal lalu menjelaskan, terdapat sebuah alasan atas keinginan pula frustrasi Kirana yang terlebih dahulu di tampilkan. Dari sana, timbul sebuah perbandingan yang signifikan-yang membuat Rumput Tetangga kuat secara pondasi.

Drama-nya berkutat pada keinginan Kirana untuk mendapatkan kembali keluarga-yang mana sebuah keputusan tepat ketikaa memilih lagu Yang Kumau milik Krisdayanti (dalam filmnya adalah versi recycle oleh Gisela Anastasia) dan Andai Aku Bisa-nya Chrisye sebagai pengiring adegan. Kedua lagu ini ampuh memberikan bobot suasana yang digambarkan-di samping memberikan sebuah penguatan.

Titi Kamal adalah nyawa dari Rumput Tetangga, sang aktris piawai dalam melakukan sebuah degradasi emosi, mulai dari ceria (sedikit norak) hingga momen yang melibatkan emosi sekalipun. Donita, meski bukan dalam penampilan terbaiknya ia mampu menjadi lawan yang sepadan, sementara Gading Marten mematenkan bahwa keputusan memegang Piala Citra dapat ia pertanggung-jawabkan, dan gelar MVP kali ini dipegang oleh Asri Welas-yang meski tampil dalam jatah layar tak banyak, celotehan tanpa saring miliknya senantiasa mengendap lama dalam ingatan.


Seperti yang telah saya singgung diatas, Rumput Tetangga memang tak sempurna. Hal itu terjadi kala filmnya kewalahan (atau keteteran) dalam menutup konklusi penceritaan-yang kemudian menyulut sebuah tanya terkait mengapa Madam Sri Menyan harus memberikan sebuah teka-teki ketika mengembalikan kehidupan atau twist dadakan yang tak seberapa membantu-jika diselesaikan dengan cara terlampau menggampangkan. Setidaknya, pesan utama terkait mensyukuri kehidupan mulus tersampaikan.


SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar