Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

PARMANU: THE STORY OF POKHRAN (2018)

Bom nuklir. Demikian salah satu ironi terhadap dunia yang bisa membumihanguskan sebuah peradaban dunia dalam skala yang besar hanya dalam hitungan menit. Penelitian pula percobaannya pun dilarang. Namun di sisi negatif yang ia punya, nuklir merupakan sebuah simbol kemajuan suatu negara akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebuah paradoks yang dalam konteks ini dirasa sebuah keharusan bagi India pada tahun 90-an akan sebuah percobaan bom nuklir yang dilakukan di Pokhran pada tahun 1998.

Awalnya sebuah percobaan yang hendak dilakukan pada tahun 1995 dicanangkan oleh Ashwath Raina (John Abraham) seorang karyawan Pelayanan Adminstratif di India dengan tujuan "sebuah wibawa" agara India tak kalah telak oleh China yang membantu Pakistan. Seketika perencanaan itu ditolak, dijalankan secara sembunyi tanpa keterlibatan Ashwath, yang kemudian memaksanya bertanggungjawab atas semua yang terjadi pasca ketahuan oleh pihak CIA. Aswath pun dikeluarkan dari jabatannya.
Selang tiga tahun, pihak pemerintah lewat Himanshu Shukla (Boman Irani), seorang sekretaris Perdana Menteri kemudian meminta Ashwath kembali menjalankan misinya secara sembunyi-sembunyi agar tak terhendus pihak CIA. Dibentuklah sebuah anggota yang terdiri Dr. Viraf Wadia (Aditya Hitkari), Mayor Prem (Vikas Sinha), Dr. Naresh Sinha (Yogendra Tiku), Puru Ranganathan (Ajay Sinha) serta Kapten Ambalika Bandhopadhay (Diana Penty). Dimulailah sebuah misi berbahaya yang kemudian membuat India bangga.
Disutradarai oleh Abhishek Sharma (Tere Bin Laden, Tere Bin Laden: Dead or Alive), Parmanu: The Story of Pokhran memang mengikuti pakem sebuah historical-action-drama dibuat. Walaupun demikian, naskah garapan sang sutradara bersama Sanyukta Shaikh Chawla dan Saiwyn Quadras yang pernah berkolaborasi bersama dalam genre serupa di Neerja (2016) terhitung secara runut menjabarkan sebuah penggambaran tanpa harus terkesan episodik. Tentu rintangan siap menghadang kala operasi dilakukan, yang seperti kita tahu akan menemui sebuah jalan keluar. Suntikkan eksekusi tersebut digarap meyakinkan oleh Sharma, di mana rasa "harap-harap cemas" mampu tersalurkan dengan baik kepada penonton.
Setumpuk bahaya siap menghadang operasi percobaan, termasuk dengan hadirnya seorang mata-mata CIA, Daniel (Mark Bennington) dan mata-mata asal Pakistan (Darshan Pandya) bisa mengusik kelancaran misi mereka. Untungnya semua tersaji sedemikian baik pula menegangkan secara bersamaan yang kemudian mengeskalasi beberapa poin yang terasa cheesy, sebutlah pertengakaran Aswath bersama sang istri, Sushma (Anuja Sathe) yang kemudian berdampak pada sebuah penekanan emosional kepada John Abraham yang dirasa mampu mengembamnya, meski bukan performa terbaiknya.
Pun musik bernuansa patriotisme selalu mengiringi, entah itu dari Sachin-Jigar dan Jeet lewat musiknya, ataupun scoring Sandeep Chowta yang memberikan sebuah impact, menekankan sebuah perasan yang mengiringi pengadeganan. Kala misi mulai menemukan titik balik yang kemudian semakin menemui hambatan besar, Sharma tetap setia menaikkan tensi, meski sebuah kesan repetitif sedikit terasa. Setidaknya, cengkraman yang ia salurkan begitu kuat untuk membelakkan mata penonton lewat beragam motif yang unik meski bukan pintar, sebutlah penggunaan nama Pandawa Lima dalam Mahabharata guna mengakali terendusnya nama asli.
Menuju konklusi, intensitas terus dinaikkan, ini yang membuat Parmanu: The Story of Pokhran jauh dari sebuah kata membosankan. Seusai misi percobaan berhasil, Sharma kembali menampilkan sebuah aksi heroisme berbalut patriotisme yang lantang diteriakkan, menuliskan sebuah sejarah, membuat India bangga. Pun demikian dengan saya sebagai penonton, rasa patriotisme terhadap negeri akan seketika muncul.

SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar