Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THE SECRET: SUSTER NGESOT URBAN LEGEND (2018)

Warning: Review ini mengandung Spoiler!

The Secret: Suster Ngesot Urban Legend adalah usaha RA Pictures bangkit dari gagalnya Rafathar (2017) yang dahulu masih menggunakan nama RNR Pictures, turut kembali bekerja sama dengan salah satu stasiun televisi swasta serta mengangkat nama Arie Azis kembali pasca gagalnya Ular Tangga (2017) baik disegi komersil maupun pendapat kritikus film yang membabat habis film itu. Berkumpulnya para orang yang telah mengalami kegagalan memang harus diapresiasi berkat kebangkitannya. Namun sayang sekali kebangkitan tersebut justru harus masuk ke dalam lubang yang sama (baca: gagal).

Ceritanya sendiri mengenai Kanaya (Nagita Slavina) yang harus menelan pil pahit kala sang ayah (Roy Marten) memutuskan untuk menikah kembali dengan seorang wanita seumurannya, terlebih pernikahan itu tanpa sepengetahuan dan izin dari Kanaya. Kanaya yang kecewa kemudian melarikan diri dengan mengendarai sebuah mobil mewahnya yang kemudian menghantarkannya pada sebuah kecelakaan yang mengharuskannya untuk dirawat di sebuah rumah sakit. Bersama Teddy (Raffi Ahmad) sang kekasih, Kanaya justru harus berhadapan lagi dengan sebuah masalah baru, yakni kemunculan sosok berwujud Suster Ngesot yang terus menghantuinya.

Apa yang ditulis oleh Demas Garin dan Talitha Tan sebenarnya simpel, menjawab sosok yang selama ini menghantui Kanaya ditengah sebuah eskapisme yang tengah dilakukannya yang justu menghantarkan pada munculnya teror demi teror yang tersusun atas kumpulan jumpscare demi jumpscare yang tersusun berantakan. Sesekali kita melihat hantu menampilkan wujudnya dan ketika karakter utama mulai merasakan hal yang aneh, sang hantu tiba-tiba menghilang. Diperparah dengan scoring berisik pemecah gendang telinga yang begitu serampangan dari trio Yusuf Patawari, Zoopry Pebrian dan Josep S. Djafar yang asal-masuk yang penting menggelegar.

Memang skenario dalam sebuah film horor tak begitu diperlukan untuk tampil kompleks, namun apa yang ditulis oleh Dimas dan Talitha begitu berusaha banyak memasukan beberapa unsur tanpa tahu akan dibuat bagaimana yang membuat Arie Azis kebingungan bahkan kewalahan memegang kemudi film ini yang kemudian berujung pada sebuah kondisi menjemukan kala naskahnya mencoba membuka sebuah twist tanpa ada sebuah jalinan yang kuat.

Singkatnya dari rumah sakit yang penuh teror dan begitu mengerikan, baik dari segi bangunan yang tak begitu terawat hingga tenaga kerja berupa suster yang begitu malas mengerjakan tugas. Benar, film ini sempat diprotes keras oleh para suster supaya diberhentikan penayangannya karena tak sesuai dengan kenyataan dan terlalu meremehkan profesi mulia tersebut. Kini sebuah vila jadi wahana baru bagi penampakan para suster yang menggelikan itu, yang kemudian menempatkan karakter anak kecil bernama Kemala (Kanaya Gleadys) bersama Marsha (Marshanda) guru home scholling Kemala yang merupakan seorang anak indigo.

Membahas The Secret: Suster Ngesot Urban Legend begitu membingungkan. bahkan untuk menulis review-nya pun butuh konsentrasi yang tinggi yang sulit untuk saya capai, bukan karena filmnya yang terlampau high concept namun banyaknya lubang yang tak logis yang membuat pikiran pusing. Sebagai contoh, karakter Kanaya diceritakan sebagai anak orang kaya dengan segala fasilitas berupa mobil mewah, rumah impian dengan sebuah lift dan kolam renang besar. Namun mengapa ia ditempatkan pada sebuah rumah sakit kecil yang kurang komplit fasilitasnya, di pinggiran pula. Lalu sosok ayah Kanaya yang seolah adem-ayem kala sang anak kabur dari rumah dan berapa hari tak pulang. Ayah macam apa ini? Saya belum menyebut karakter para suster yang begitu menyebalkan menyepelekan panggilan para pasien dengan harus terlebih dahulu memainkan lagu cing ciripit.

Hingga klimaks pun muncul kala sebuah twist hadir begitu dipaksakan demi terciptanya sebuah shocking moment. SPOILER ALERT: Mengenai twist saya pun bertanya pada diri sendiri mengenai motif yang dilakukan Teddy untuk membunuh suster Maryam yang mana adalah karakter Marsha. Motifnya sendiri tak begitu jelas, entah itu sebagai bukti penghilangan jejak dari jerat polisi karena atas dasar cinta atau karena sifat pshyco yang ia miliki. Saya pun tak tahu dan baru kali ini saya mengerti bahwa cinta bisa menghalalkan berbagai cara, termasuk membunuh sekalipun yang mana sebuah tindakan malas bahkan klise jika untuk pembuktian sebuah cinta. Miris memang!

SCORE : 0.5/5

Posting Komentar

0 Komentar