Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

CHHICHHORE (2019)

Chhichhore (Flippant) membawa pengisahan terkait kehidupan, terutama bagi mereka yang telah melakukan usaha dan berujung pada sebuah kegagalan. Seberapa kuat kita menyembunyikan dan menguburnya rapat-rapat kerap kita lakukan dari kehidupan, karena pada akhirnya sebuah "kegagalan" merupakan "coretan" yang menghambat laju kehidupan. Pemikiran pula kondisi tersebut kerap kita lakukan, sehingga sulit untuk tak mengakui bahkan menganggukan kepala ketika Chhichhore berbicara.


Disutradarai oleh Nitesh Tiwari (Chillar Party, Bhoothnath Returns, Dangal) Chhichhore membagi pengisahan dalam dua lini masa. Annu (Sushant Singh Rajput) tengah menikmati kehidupannya sembari menunggu hasil tes sang putera, Raghav (Mohammad Samad)-yang ia yakin akan lolos. Sampanye sebagai bukti perayaan telah ia siapkan-meski Raghav acap kali menolak sebelum melihat hasilnya. Malang bagi Raghav, hasil tes yang ia nantikan berujung kegagalan. Putus asa karena tak seperti kedua orang tua-yang selalu behasil, Raghav kemudian melompat dari balkon, sebelum cap "pecundang" ia terima.

Keputusan Raghav memukul hati Anni pula sang mantan istri, Maya (Shraddha Kapoor)-yang menurutnya-Annu terlampau memberikan tekanan terhadap sang putera. Berangkat dari kejadian itu, Anni kemudian membuka kembali lembaran foto, mengingat perjuangannya ketika di asrama kampus, menceritakan sebuah nilai kehidupan kepada sang putera-sembari menanti sebuah keajaiban medis datang.

Dari sana pula, cerita tentang Sexa (Varun Sharma) si hiperseksual, Acid (Naveen Polishetty) si muka "asam" yang gampang marah, Bevda (Saharsh Kumar) si pemabuk, Mummy (Tushar Pandey) si "anak mami" hingga "sang bapak" Derek (Tahir Raj Bhasin) hadir-menghibur hati Raghav-meski terkait medis sebaliknya. Annu kemudian menghubungi kembali geng "Losers" yang terjalin di Hostel 4 "H4" asrama, mengadakan sebuah reuni sembari kembali membuka napak tilas kehidupan yang pernah dilalui.

Bersama Piyush Gupta dan Nikhil Mehrotra, Nitesh Tiwari yang turut merangkap sebagai penulis naskah membaurkan dua lini masa secara rapi, menghadirkan sebuah tautan-yang saling terjalin satu sama lain-di mana sebuah benang merah kisahnya saling terjalin satu sama lain. Ini seperti sebuah pembicaraan intim orang tua selaku alumni kehidupan kepada anaknya sebagai calon penyosong masa depan.

Meski bermain di ranah drama, Chhichhore berhasil pula mengundang gelak tawa, di mana masa-masa selama hidup di asrama memberikan sebuah kesenangan terhadap sebuah kenangan. Kedekatan para geng "Losers" begitu membumi-mencuri perhatian dengan tingkah pula ciri khas-nya masing-masing, membuat saya kembali mengingat masa-masa bersama sahabat tercinta lengkap dengan tingkah bodoh pula kejenakaan miliknya. Chhichhore kembali berjasa menghadirkan sebuah "kapsul waktu" yang benar nyata adanya.

Semakin kompleks kala Chhichhore tak sebatas menyampaikan pesan, melainkan turut menerapkan-yang kemudian menjadi motivasi utamanya untuk beergerak membersihkan cap "pecundang" terhadap mahasiswa asrama H4 yang kian berserak. Anni menjadi penggerak pemikiran para anggota, di mana sebuah kejuaran olahraga tahunan-adalah jalan keluar bagi mereka melepaskan segala ejekan dan keterpurukan. Apalagi, kehadiran Raggie (Prateik Babbar) si anak asrama H3-sang pemborong kejuaran-menjadi saingan sekaligus tantangan bagi mereka untuk membuktikan.

Gelaran pertandingan beragam cabang olahraga di tampilkan dengan penuh kejenakaan lewat akal bulus curang para anggota asrama H3, meski sulit untuk dibenarkan tapi mudah untuk dipahami intensinya. Apalagi ini menyangkut harga diri pula sebuah pembuktian menghempaskan ejekan. Nitesh Tiwari kembali mencuri perhatian lewat eksekusinya-kala momen olahraga-yang notabene-nya ditampilkan cukup berat mampu terhantar sedemikian menyenangkan.

Beruntung pula Chhichhore disokong performa para pelakon yang tampil solid dalam bermain adegan, terutama momen banter kalimat-yang menyenangkan untuk disimak. Gelar MVP (Most Valuable Performance) mungkin tak jatuh ditangan Sushant Singh Rajput maupun Shraddha Kappor atau bahkan Tahir Raj Bhasin sebagai penggerak drama, melainkan trio Varun-Tushar-Naveen yang selalu mengundang gelak tawa lewat ciri khas miliknya, melihat ekspresi maupun banter kalimat mereka bak memperoleh sebuah kebahagiaan tersendiri.

Seperti yang telah saya singgung, Chhichhore dengan mulus melakukan transisi adegan maupun peralihan lini masa-hingga kala Tiwari kembali menampilkan suguhan drama, semuanya begitu terasa. Entah lewat guliran dialog penuh makna maupun hasil luapan emosi karakternya, Chhichhore selalu berhasil mengundang emosi tak tertahan maupun luapan tangis sebagai bentuk penghargaan atas sebuah penyesalan.


Walaupun saya amat menyayangkan tempelan make-up pada riasan karakternya-yang kentara terlihat tak sepadan kala karakternya memerankan karakter dewasa atau lebih tepatnya orang tua, keengganan Chhichhore yang tak menghadirkan dua generasi pemain mungkin patut disayangkan-meski pencapaian hasil akhirnya mampu mengeliminasi hal itu. Terlebih kala Chhichhore turut memperhatikan tata artistik, lewat iringan musik dari Pritam serta bidikan kamera Amalendu Chowdhary-yang menghadirkan sebuah montase sarat makna (clue: terjadi menjelang ending) yang menjadi favorit saya, di samping Chhichhore adalah sebuah sajian yang benar nyata adanya.


SCORE : 4.5/5

Posting Komentar

0 Komentar