Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - PENJAGAL IBLIS: DOSA TURUNAN

 

Ketimbang berjalan di ranah generik, Penjagal Iblis: Dosa Turunan menempuh jalur berbeda tatkala film horror lokal arus utama masih setia dengan segala tetek-bengek premis klise miliknya. Dinahkodai oleh Tommy Dewo sebagai sutradara yang turut merangkap sebagai penulis naskah, filmnya mungkin masih setia dengan formula (karena bagaimanapun formula akan tetap diulang) namun dengan tamabhan persentasi yang berbeda, menjauhkannya dari sekedar film horror biasa.

Alkisah Daru (Marthino Lio) adalah seorang wartawan koran yang tengah mengusut dua kasus sekaligus. Kasus pertama adalah mengenai tewasnya satu keluarga ketika prosesi ruqyah tengah dilaksanakan, sementara kasus kedua ialah perihal tewasnya para pemuka agama dalam keadaan yang mengenaskan. Sungguh sebuah premis potensial bukan?

Perlahan tapi pasti, Daru mulai mencari jawaban atas tragedi tersebut yang ia mulai dengan mewawancarai Ningrum (Satine Zaneta), gadis berusia 19 tahun yang mendekam di rumah sakit jiwa atas dugaan tersangka dalam kasus pertama. Melalui interaksi intens serta informasi mengenai Ningrum yang mengaku sebagai Penjagal Iblis dan tengah bertugas menghapus dosa turunan yang telah dilakukan, Daru yang semula tak percaya perlahan membuka hatinya untuk mendengarkan apa yang dikatakan Ningrum, terlebih setelah semuanya bermula dari Pakunjara (Niken Anjani), dukun ilmu hitam yang ingin menghidupkan gurunya.

Daripada horror konvensional, Penjagal Iblis: Dosa Turunan mungkin akan banyak mengingatkan kita dengan deretan film aksi laga tradisional dengan elemen mistis sebagai pembungkusnya. Pun, apresiasi lebih bagi Tommy Dewo dalam meramu lore milliknya sangat patut untuk diperhatikan, terlebih ketika filmnya memberikan ruang bagi animasi dalam merangkum alur kilas balik miliknya.

Selain departemen teknis dan artistik, Penjagal Iblis: Dosa Turunan pun membawa cerita lewat sudut pandang Daru, yang selama durasi bergulir turut menemani penonton lewat voice-over miliknya. Di satu kesempatan filmnya mampu memberikan warna baru karena tak berusaha membuatnya terlampau serius, beberapa momen komedik (yang tak sampai merusak keseluruhan filmnya) turut mengisi, meskipun di saat bersamaan, filmnya bak terlampau menyuapi penonton agar tetap terjaga dengan alur berlapis miliknya.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwasannya Penjagal Iblis: Dosa Turunan memiliki premis potensial yang turut menyentil beberapa isu relevan. Butuh sebuah koneksi supaya perjalanan yang dilakukan mampu menghadirkan sebuah keterkaitan sekaligus keterikatan. Sayangnya, Tommy Dewo melupakan hal krusial tersebut dengan membuatnya terlampau menggampangkan sehingga menimbulkan cela terkait salah satu titik balik bagi filmnya yang meninggalkan sebuah tanya.

Meskipun begitu, Penjagal Iblis: Dosa Turunan tampil cukup solid dalam mengejawantahkan narasi yang tak sebatas mengandalkan kehadiran jumpscare. Pun, ketika jumpscare itu hadir, bukanlah repetisi yang dilakukan, melainkan kesan ngeri yang senantiasa menjaga atensi. 

Tentu hal tersebut disokong dengan kehadiran para pemain yang memfasilitasi keliaran Tommy Dewo dalam bereksplorasi. Satine Zaneta membuktikan bahwa dirinya memang aktris masa depan Indonesia, kepiawaian dirinya dalam memamerkan aksi laga disertai detail terkecil semisal tatapan penuh makna menjadikan Ningrum sebagai sosok yang lebih dekat ke arah action-hero. Sementara Niken Anjani menjadi tandem yang sempurna berbekal ambisinya yang begitu gila dalam memainkan Pakunjara. Kehadiran Marthino Lio adalah penengah yang berada di antara mereka berdua. 

Menjelang konklusi, deretan aksi kian dilipatgandakan, meski di saat bersamaan, filmnya kehilangan daya akibat eksekusi yang belum tampil sepenuhnya matang. Setidaknya, Tommy Dewo sudah berusaha memberikan sebuah penyegaran yang jarang ditemui dalam film horror lokal arus utama, salah satunya ialah dengan menciptakan "adegan melahirkan" yang berkat pemakaian praktikal efek miliknya tampil begitu menggugah di saat filmnya sempat kehilangan arah.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar